THE MISSING LINK 21 [END]

EPILOG
*

“Manor Saphiro terbakar habis, ayo segera baca konspirasinya!” seru si penjual surat kabar pada semua yang lewat di depan lapak kecilnya. 

Beberapa orang yang tertarik langsung berkerumun dan mulai bergunjing tentang si dermawan yang ternyata busuk. Tentang Saphiro yang telah menghilang tanpa jejak di sisa malam.

Itulah berita besarnya di kemudian hari. Manor sang dermawan terbakar habis dalam satu malam. Hanya tersisa tiang-tiang kerangka bangunan. Semua isinya sudah lebur jadi abu, benar-benar abu lembut yang akan berdesir saat ditiup angin. Tidak ada yang tahu berapa banyak korban dalam kebakaran itu. Tak ada sisa-sisa kerangka manusia ataupun informasi bahwa saat kebakaran masih ada penghuninya. Semua orang melupakan pertemuan antar bangsawan dan workshop di malam itu. Benar-benar tak tersisa, abu kayu bercampur abu jenazah bercampur abu kain, buku dan bulu. Semuanya terjadi begitu saja.

Hanya sebuah boks yang menjadi jejak untuk meneruskan penyelidikan. Isinya ampul hasil kerja keras workshop kesehatan. Polisi mengambilnya sebagai satu-satunya barang bukti. Itu bukan obat yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Itu bukan pula vitamin untuk menjaga kesehatan rakyat. Itu adalah sumber dari penyakit yang sering mewabah. Workshop kesehatan melakukan penelitian di bawah hukum tentang senjata biologis. Mengembangkan bibit wabah untuk membenarkan pembunuhan masal dan perbudakan anak-anak sebagai kelinci percobaan. Dengan diketahuinya kebusukan ini, dewan memutuskan untuk menangkap seluruh bangsawan yang terlibat. Daftarnya dituliskan secara rinci dalam selembar kertas yang diserahkan bersama ampul. Seluruh yang terlibat segera dibersihkan. Sistem perbudakan dengan kedok slav juga ikut dihapuskan. Bahkan sebuah undang-undang baru segera disetujui. Bahwa tidak ada lagi pekerja anak.

Di malam kemudian, seluruh bangsawan yang masih memiliki slav wajib memerdekakannya. Jika tidak, para bangsawan itu sendiri yang akan terkena denda dan juga hukuman. Banyak anak berlarian keluar dari manor para bangsawan. Banyak pula orang tua yang menunggu anak-anaknya kembali dari perbudakan. 

Perlahan, hujan merintik. Tetes-tetes kecilnya jatuh ke permukaan tanah. Dingin mulai menyeruak ketika hujan bertambah lebat. Payung-payung diregangkan. Kehangatan menyebar di malam yang dingin. Para orang tua berbahagia menyambut kedatangan kembali putra-putrinya. Ya, mereka yang diperbudak karena orang tuanya tak bisa membayar hutang pada para bangsawan kini bisa pulang. Mereka kembali ke rumahnya masing-masing.

Seekor kucing juga kembali ke rumahnya sendiri. Berjalan pincang mencari tempat berteduh, meringkuk di antara tumpukan kotak kayu. Kedinginan dan mengembangkan bulu abu-abu kecoklatannya untuk mendapat sedikit kehangatan. Tatapannya hanya mengikuti arah tetesan hujan. Juga pada seorang bocah laki-laki yang baru saja kembali. Bocah laki-laki itu berhenti dan menatap si kucing lekat-lekat. Si kucing hanya mengeong lemas memilukan.

“Ibu, lihatlah anak kucing itu. Matanya sangat indah, sepertinya dia akan jadi kucing yang baik. Boleh kita pelihara ya?”

“Tidak sayang,”

“Ayolah bu, aku ingin memeliharanya.”

Si kucing kembali mengeong sambil melebarkan pupil matanya. Menunjukkan warnanya dengan jelas. Turquoise bening yang menghanyutkan.
***


Author's note:
Yaaah sudah berakhir untuk The Missing Link... Ada yang pengin maki-maki saya karena tidak ada tokoh yang selamat? Silahkan, karena saya juga masih menyesali kematian beberapa tokoh yang ternyata saya cintai. Misalnya Alastair Castfire, selalu menarik menuliskan dialog-dialognya dan semua tingkah sombongnya yang tidak mau diperbudak. Cuma, saya pikir awalnya saja sudah dark, maka aneh ketika berakhir happy ending. Salah satu kesukaan saya saat ini adalah cerita semacam ini, dengan tema dark, ada drama juga tragedi. 

Yosh, karena saya menikmati proses penulisan The Missing Link dan [terlambat] jatuh cinta pada Alastair, kemungkinan cerita ini bukan satu-satunya. Saya merencanakan setidaknya ada tiga cerita spin off dari The Missing Link yaitu; Before the Tragedy, Spin Off Morel dan Spin Off Crispin. Juga terpikirkan satu cerita After Story. Huahahaha, mohon ingatkan saya saja untuk terus produktif merealisasikan semuanya. Tidurlah, Tuanku. Begitu kata Morel.

Noh, ada yang mau adopsi Morel? Hahahaha sampai di sini dulu perjumpaan kita. Salam hangat dari antah berantah.

Adz.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.