THE MISSING LINK 17

MOONSHIDE
*

Lady Seraphina masih menggandeng lengan Ivory. Mereka berkeliling ruang lelang untuk bertemu dengan tamu-tamu dari keluarga bangsawan yang turut hadir memeriahkan lelang. Ivory hanya mengikuti langkah sang Lady saja. Ia tak bisa benar-benar hadir dalam acara itu. Pikirannya selalu terfokus pada Crispin. Berulang kali juga dia mencoba meminta izin untuk kembali lebih awal dari acara. Namun ia tak mendapatkannya.

“Kau selalu melakukan ini setiap tahun?” tanya Ivory.

“Tentu. Menjalankan peran sosial adalah kewajiban para bangsawan. Aku senang tahun ini kau yang menemaniku. Rasanya jadi lebih menyenangkan.”

“Menurutku acaranya membosankan.”

“Benarkah? Menurutku juga begitu. Aku terselamatkan dari kebosanan ini olehmu.”

Ivory membawa Lady Seraphina duduk di pojok ruangan. Lady Seraphina memanggil pelayannya dan berbincang tentang agenda selanjutnya. Sementara Ivory masih memandangi para tamu yang hadir satu per satu. Tidak ada yang menarik perhatiannya. Ia hanya ingin pulang saja dan merawat Crispin.

Seorang bangsawan mendekati mereka. Lady Seraphina masih sibuk dengan diskusinya. Tersisa Ivory yang harus meladeni si bangsawan.

“Kau terlihat kurang menikmati acaranya, Tuan kecil Saphiro?” tanya si bangsawan. Dia duduk di samping Ivory. Sebenarnya dia sedikit terkejut. Tapi kemudian Ivory mengingat si pria bangsawan itu. Dia adalah pembeli pertama slav dari Manor Saphiro. Dia yang ada dalam kereta kuda. 

“Tidak juga. Aku hanya sedang banyak pikiran,” kilah Ivory.

“Bisa beri tahu aku tentang harta berharga Keluarga Saphiro yang akan dilelang hari ini?” tanya si bangsawan lagi.

“Sebenarnya aku tidak begitu peduli. Jadi, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu,” jawab Ivory tanpa basa-basi. Si bangsawan tertawa mendengar jawaban itu.

“Kau memang menarik dan sangat percaya diri, Ivory.”

“Oh, Tuan Moonshide,” sapa Lady Seraphina. Ivory merasa lega ketika Lady Seraphina akhirnya bergabung dalam pembicaraan. Mereka berbincang mengenai lelang dan akhirnya si bangsawan undur diri.

“Kau mengenalnya?”

“Kau tidak? Bukankah dia juga mitra bisnis ayahmu?”

“Ya, aku hanya pernah melihatnya sekali tanpa sempat menyapa. Aku hanya melihat lambang keluarganya, dua bulan sabit yang berlawanan arah membentuk huruf S dalam lingkaran.”

“Caramu mendeskripsikannya sungguh menarik. Tapi harusnya kau juga mengenal mitra bisnis ayahmu sendiri. Karena suatu hari nanti bisa saja kau yang akan mewakili Keluarga Saphiro dalam bisnis.”

“Aku tak begitu tertarik dengan bisnis keluarga. Lagipula ayah selalu mengurus segalanya sendiri. Dan soal pewaris, sepertinya ayah lebih percaya pada kematangan Giles.” Lady Seraphina mengangguk mendengar penjabaran Ivory.

“Ya, seperti deskripsimu tadi. Beliau berasal dari Keluarga Moonshide.”

“Bisakah kau menceritakan lebih detail tentang mereka? Maksudku, aku ingin tahu tentang Keluarga Moonshide…”
“Ivory, bukankah sudah kubilang bahwa aku bisa mengatakan apapun yang kau inginkan?” potong Lady Seraphina.

“Lady, tolong ceritakan tentang Keluarga Moonshide.”

“Keluarga Moonshide sudah sejak lama tergabung dalam bangsawan workshop. Mereka berada di sektor kesehatan. Tapi baru tahun ini menjadi penanggung jawab workshop kesehatan. Bahkan di lelang kali ini, mereka akan menjual resep obat temuan terbaru mereka berkaitan dengan wabah yang menyerang daerah pinggiran ibukota.”

“Obat untuk wabah?”

“Yap. Karena kau juga anak yang diselamatkan Tuan Saphiro, kurasa kau juga tahu wabah yang kumaksud.”

“Ya. Aku melihatnya malam itu. Semua orang tiba-tiba menggelepar dan mati dalam hitungan menit.”

“Lalu bagaimana kau bisa menyelamatkan diri?”

“Entahlah. Aku juga tidak tahu.”
*

Manor Saphiro sepi. Giles bahkan menjadi orang yang membukakan pintu ketika tamu datang. Pengirim barang dengan kereta kudanya berhenti tepat di depan pintu Manor.

“Tuan Giles?”

“Ya, aku Giles.”

“Tuan Saphiro mengirimkan paket ini untuk anda,” kata si pengirim. Giles melihat lambang keluarga Moonshide di alamat pengirimnya.

“Dari Keluarga Moonshide?” tanya Giles.

“Sepertinya begitu. Saya pamit undur diri.”

Giles membuka kotak paket di kamarnya. Isinya hanya sebuah ampul kecil berisi cairan bening dan sepucuk surat pendek. 
*

Sayangku,
ini kesempatanmu untuk menjadi satu-satunya. Bocah itu mungkin akan menggila karena kehilangan. Tapi itulah kesempatan kita untuk menyingkirkannya. Aku sangat mengandalkanmu, Giles sayang.

_Ayah.
***

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.