[MAKALAH] Eksplorasi Tradisi dan Nilai Kearifan Lokal Khas Indonesia dalam Upaya Meningkatkan Wisata Taraf Internasional

Hmm, kali ini yang saya share lumayan berat. Maklumlah, tugas kuliah yang dibuang sayang tapi disimpen dalam laptop bakal ngurangin memori jadi lebih baik share di sini saja. Sekalian nambah pengetahuan bagi readers.

Aha, jika ada yang punya tugas dengan tema serupa, mohon kebijaksanaannya supaya tidak langsung copas. Harap lakukan parafrase dan baca sumber utama yang saya gunakan dalam tulisan ini. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan. Amin.



Abstrak
Kebebasan alur informasi menjadikan sektor pariwisata tiap negara menjadi komoditas menjanjikan bagi perekonomian suatu bangsa. Makalah ini membahas secara deskriptif tentang pariwisata Indonesia. Bertujuan untuk mengetahui kondisi pariwisata Indonesia terkini berkaitan dengan wisata kearifan lokal. Juga untuk memberikan rekomendasi bagi peningkatan wisata berbasis kearifan lokal masyarakat Indonesia menjadi wisata bertaraf internasional. Dari hasil analisis ditemukan bahwa sebagian besar wisatawan mancanegara hanya fokus pada Bali sebagai destinasi khas Indonesia. Hal ini bukan sesuatu yang mengherankan karena promosi wisata Indonesia yang gencar adalah Beyond Bali. Padahal Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya yang belum digali, yaitu tentang wisata social environtment yang mengutamakan nilai-niai tradisi dalam masyarakat menjalankan kesehariannya.

Kata kunci: Pariwisata Indonesia, Budaya, Kebudayaan Masyarakat, Kearifan Lokal


1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah negeri kepulauan yang memiliki 13.446 pulau (yang terdaftar dan berkoordinat). Tentu saja memiliki keberagaman budaya juga suku bangsa yang ada di setiap wilayah. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal. Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis (Rudito, 2013). Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan oleh generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib (Keraf, 2002).

Semakin berkembangnya informasi dan teknologi, dunia seolah menjadi satu tanpa ada batas yang mengekang. Proses ini biasa disebut sebagai globalisasi. Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di seluruh dunia. Globalisasi bukan hanya membawa perubahan dalam sistem informasi melainkan menumbuhkan persaingan global. Pariwisata adalah salah satu komoditi yang masuk dalam persaingan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin meningkat. Sepanjang tahun 2014, tercatat ada 9.435.411 orang wisatawan mancanegara memasukki Indonesia melalui 19 pintu masuk utama. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 633.282 orang dari tahun 2013. Mayoritas wisatawan mancanegara berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Australia.

2. Metodologi
Makalah ini berisi gambaran umum mengenai pariwisata Indonesia secara deskriptif. Penyusunan dimulai dari pengumpulan data tentang pariwisata Indonesia. Menjadikan wisatawan mancanegara sebagai sampel dengan populasinya adalah jumlah keseluruhan wisatawan Indonesia. Karena batasan waktu, analisis dilakukan berdasarkan data sekunder dari sumber terpercaya. Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisis untuk kemudian ditarik kesimpulan dan diberikan rekomendasi untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Pertanyaan yang diajukan dalam makalah adalah apakah budaya dan kearifan lokal dapat meningkatkan kunjungan pariwisata di tengah persaingan global? Bagaimana pula reaksi wisatawan mancanegara terhadap budaya Indonesia sebagai tujuan wisata dalam persaingan pariwisata dunia?

3. Data dan analisis
Berikut ini adalah tabel jenis komoditi yang menyumbang devisa Indonesia. Selain itu juga dapat menjelaskan ranking sektor pariwisata yang menempati posisi lima besar penyumbang devisa negara. Posisi ini naik satu peringkat dari tahun 2012.

Ranking Devisa Pariwisata Tahun 2012-2013
No
2012
2013
Jenis Komoditas
Nilai (juta US$)
Jenis Komoditas
Nilai (juta US$)
1
Minyak & gas bumi
36,977.00
Minyak & gas bumi
32,633.2
2
Batu bara
26,166.30
Batu bara
24,501.4
3
Minyak kelapa sawit
18,845.00
Minyak kelapa sawit
15,839.1
4
Karet olahan
10,394.50
Pariwisata
10,054.1
5
Pariwisata
9,120.85
Karet olahan
9,316.6
6
Pakaian jadi
7,304.70
Pakaian jadi
7,501.0
7
Alat listrik
6,481.90
Alat listrik
6,418.6
Sumber: kemenpar. go.id

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia memang memiliki potensi sebagai penghasil devisa. Didukung oleh data dari BPS tentang jumlah wisatawan mancanegara yang terus meningkat setiap tahunnya, Indonesia harus lebih gencar mengembangkan berbagai sektor wisatanya. Selama ini wisata budaya terpusat pada Bali dan Jawa saja. Indonesia belum menggali sepenuhnya sektor Culture, History and Art yang berisi wisata mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan, sejarah dan seni seperti museum, bangunan bersejarah, cara hidup masyarakat dan tradisi kebudayaan. Atau lebih menitikberatkan pada Social Environment, wisata yang menunjukkan keadaan sosial masyarakat seperti keramahan masyarakat lokal, kualitas kehidupannya dan bahasa daerah yang digunakan (Priambudi, 2013).

Dirjen pemasaran wisata Kemenparekraf menyatakan bahwa kegiatan promosi budaya Indonesia di luar negeri selalu mendapat sambutan yang baik (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, 2014). Beberapa kegiatan promosi wisata Indonesia di kancah internasional antara lain:
- Perth Holiday and Travel Expo 2014 yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada 15-16 Februari 2014 mempromosikan Lombok, Kabupaten Wakatobi dan Yogyakarta.
- MATTA Travel Fair ke-37 di Malaysia, wisatawan merespon bahwa Bali, Bandung, Yogyakarta sebagai destinasi favorit.
- The Getaway Show di Gauteng, Afrika Selatan, mempromosikan destinasi wisata Jawa Barat dan juga kopi Luwak.
- LA Travel and Adventure Show di Los Angeles, AS. Indonesia menampilkan tari cendrawasih dari Bali dan tari dari Sumatera Barat.

Dari beberapa acara promosi wisata di atas, budaya yang ditunjukkan di dunia internasional hanya sebatas kesenian. Sebagian besar adalah bentuk tarian, nyanyian dari salah satu destinasi wisata yang sudah cukup tenar di dunia internasional yaitu Bali. Setiap acara tentu saja menyuguhkan kuliner khas Indonesia tapi tidak ditampilkan budaya kulinernya. Misalkan tentang penggunaan rempah, proses memasaknya, adat makannya, dan bermacam hal lain yang berkaitan dengan kearifan lokal masyarakat.

4. Kesimpulan
Sektor pariwisata Indonesia memang menjadi favorit wisatawan mancanegara jika dilihat dari peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun dan antusiasme terhadap pameran wisata Indonesia di luar negeri. Namun, mayoritas wisata Indonesia saat ini adalah wisata alamnya dan sedikit tentang wisata budaya. Budaya yang ditampilkan dalam promosi lebih banyak tentang tarian, kuliner, alat musik, lagu daerah dan kain khas daerah. Tapi hanya ditampilkan sebagai apa adanya seni itu tanpa mempromosikan nilai budaya di baliknya. Misalnya nilai dan tujuan atau bahkan pembelajaran dari sebuah gerakan tari, proses yang harus dijalankan penarinya sebelum ia menarikan tarian tersebut, sejarah pertama kalinya tarian itu ada. Atau dalam kategori lain misalnya kuliner, memperkenalkan cara meracik bumbu-bumbu dengan alat masak khas Indonesia, proses pemasakan yang sesuai tradisi, waktu yang tepat untuk mengambil bahan makanannya, ketentuan adat mengenai pemasaknya, juga cara masyarakat menikmati hidangan.

Indonesia belum gencar mempromosikan tentang kearifan lokal masyarakatnya. Masih terlalu fokus pada sesuatu seni yang bisa dikomersialkan lalu sedikit melupakan kekayaan Indonesia yang sebenarnya. Masyarakat Indonesia yang berpegang teguh pada tradisi dalam menjali kehidupan sehari-hari bisa menjadi potensi wisata yang tak bisa disaingin oleh bangsa lain. Bahwa identitas alami masyarakat Indonesia adalah nilai tradisi itu sendiri yang membuatnya berbeda dari budaya negeri lain. 

Jadi, beberapa rekomendasi yang bisa diberikan adalah:
1. Lebih banyak mengeksplor destinasi wisata yang belum dikenal luas oleh wisatawan mancanegara. Karena selama ini selalu fokus pada Beyond Bali.
2. Membuat cagar budaya untuk melestarikan kearifan lokal setempat untuk menjadikannya destinasi wisata baru. Misalnya wisata menginap di kampung adat, memberikan pengalaman hidup sebagai suku tertentu dengan tradisi dan cara hidup tradisional.
3. Mengembangkan pariwisata yang membuat wisatawan ikut berperan aktif dalam proses, bukan hanya menjadikan wisatawan sebagaipenonton. Karena kearifan lokal tidak bisa  ditampilkan di atas panggung, hal tersebut hanya dapat dipahami jika sudah diimplementasikan dalam kehidupan.

5. Referensi
(2014). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Jakarta

Priambudi, P. (2013). Pengaruh Destination Image terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rudito, B. (2013). Bebetei Uma Kebangkitan Orang Mentawai: Sebuah Etnografi. Yogyakarta: GADING.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.