#WISUDA 1: Akhirnya Sianida [Wisuda]

Oke, ini cerita pertama dengan #wisuda. Setelah sekian lama berdepresi ria dengan skripsi yang tak kunjung henti dari terpaan revisi. Juga dengan kesehatan mental dengan keinginan tinggi untuk melarikan diri, ya keduanya cukup merepotkan. Bahkan hasrat [ceilaaah] untuk melarikan diri dan menghilang saja menjadi faktor terkuat yang membuat Mahasisa ini melewatkan tiga wisuda dalam setahunnya.

Jadilah, aku lulus bulan Oktober ini. Apa sih yang dibayangkan tentang wisuda itu? Ya, dalam bayanganku wisuda itu menyenangkan dan orang lain juga pasti akan mengiyakan. Tapi ga seindah itu. Yang jelas tidak indah jika tidak di tahunmu. Karena banyak hal yang aku lewatkan. Saat melewatkannya, biasa saja. Tapi saat lihat orang lain mengikuti apa yang aku tinggalkan, rasanya jadi ingin mengulang waktu. Labil parah. Inilah list menuju wisuda dan tentang wisuda yang terlewat:

1. Syukwis terpusat ITB
Oke, tentang ini, aku memang terlampau kudet dan ketinggalan beritanya. Jadi terlewatkan begitu saja. Padahal bisa jadi sarana untuk temu kangen mahasiswa lain fakultas yang satu daerah dan sama-sama sudah jadi wisudawan. Tapi ga masalah, penyesalannya ga terlalu besar. Bahkan sama sekali tidak ada penyesalan.

2. Graduation Night
Acara ini menjadi semacam hajatannya Prodi dan bahkan sudah disiapkan undangan khusus. Tertanggal 19 Oktober 2017 di Ballroom Hotel Grand Mercure, Setiabudi. Dan aku melewatkannya. Padahal undangan sudah diambil [ya, sebenernya undangan ini keambil karena kebetulan ada urusan di prodi untuk ambil toga]. Ya, jadwal ambil toga tanggal 13 Oktober dan baru kuambil di tanggal 19 Oktober. Ya ini murni kemageran dan sakit [jiwa].Pastinya belum tanda tangan ijazah, dan disambut dengan si bapak sewot dengan tatapan yang bikin deg-deg ser [iya pak, saya paham bagaimana perasaan bapak setelah menghadapi mahasisa seperti saya].

Sudah niat berangkat, tapi kemudian tak jadi. Aku singkirkan jauh-jauh undangan itu dan berdoa hujan lebat. Lalu tidur.

3. Aku juga melewatkan wisnight himpunan. Toh aku tidak merasa terakomodir oleh himpunan selama kuliah. Aku bagaikan outlier yang bahkan tak merasa menjadi bagian dari masa himpunan, maupun mahasiswa sekolahku. Ya, terlalu mengenaskan.

4. Dan akhirnya di hari wisuda, aku bahkan tak punya satupun foto saat berada di sabuga. Tak ada satupun teman yang kukenal, yang kita berfoto bersama. Apa alasannya? Dengan bodoh, batre hape mati gegara baru isi 40 persen dan selama jam delapan pagi sampai jam sebelas menuju siang, data seluler ga dimatiin. AHO.

Fiuh, yang penuh penyesalan adalah nomor empat. Ingin segera pulang ke Purbalingga. Tapi tertahan di sini sampai akhir bulan mungkin. Karena akan berjuang sebagai pencari kerja. Dimulai dari Titian Karir Terpusat, esok tanggal 27-29 Oktober 2017. Hari-hari sebagai job seeker dimulai di sini. Bersama doa mama, semoga laris sarjananya. Amin.
*

Terima kasih untuk kegajean ini. Merasa sedikit lega. Dan ternyata #WISUDA tak begitu menggairahkan.
***


Pelesiran, 24 Oktober 2017
[Adz]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.