Still FINE?


*


Seorang Chester Bennington mati bunuh diri karena depresi kecanduan narkoba dan alcohol. Sempat tidak percaya tapi harus percaya. Awalnya saya pikir hoax, tapi ga mungkin program berita se-kredibel Seputar Indonesia menayangkan hoax. Awalnya saya pikir mimpi, tapi toh mata saya jelas terbuka dan ini di siang bolong. Awalnya saya pikir ini ga mungkin terjadi. Tapi itu yang terjadi. Ya, Chester sudah mati. Dia gantung diri Kamis, 20 Juli 2017. Kali ini saya akan bahas tentang depresinya dan depresi saya.
*

Tentang depresi memang tidak bisa dianggap remeh. Seseorang bisa nekat bunuh diri ketika dia mulai lelah dengan depresinya dan tak ada yang mau membantu ataupun hanya sekedar mau tahu soal perasaan tertekannya. Kejadian saat Kurt Cobain diduga bunuh diri dan overdosis obat-obatan, saya memang ga merasakannya. Tapi banyak yang bilang itu sangat tragis dan disayangkan. Apalagi saat itu banyak yang mengelu-elukan Cobain dan Nirvana-nya. Lalu yang masih hangat adalah kasus bunuh dirinya Chester Bennington sang vokalis utama Linkin Park. Ini saya merasakan betapa kehilangannya. Saya baru tahu bagaimana ‘ngenesnya’ berita ini. Saya sedih karena dia meninggal. Saya kesal karena kehilangan satu musisi favorit. Saya tidak habis pikir kenapa harus bunuh diri. Saya benci pada orang-orang di sekitarnya yang bahkan tak tahu dia itu depresi berat. Dan saya menyayangkan hal itu terjadi.

Chester adalah yang membisiki dan memenuhi ruang kamar kost-an saya dengan lagu Not Alone ketika saya sendiri dan depresi. Ya, saya sempat depresi ketika pasca sidang, revisi, terlambat kejar deadline, tunda wisuda bahkan sampai tiga kali, sendirian karena teman-teman seangkatan sudah wisuda dan kerja. Ya, Chester yang selalu menyanyikan lagu-lagu penyemangat yang seolah menjadi backsound depresi saya saat sendirian. Dan ternyata dialah yang paling kesepian dan yang paling merasa sendirian. Chester yang bantu saya mengatasi depresi dan melaluinya. Ternyata malah dia yang tak bisa tertolong. Ia menghidupkan banyak orang dari depresi tapi sekian banyak orang itu tak bisa membantunya.

Seberapapun terkenalnya anda. Seberapapun banyaknya followers instragam anda. Seberapapun banyaknya uang anda. Seberapapun tingginya pangkat anda. Seberapapun terhormatnya keluarga anda. Seberapapun banyaknya anda pernah jelajahi negeri ini dan punya banyak relasi. Seberapapun anda ekstrovert. Jika tak ada satupun orang yang tahu akan depresi anda, maka itu semua tak lagi berguna. Apa Chester Bennington tidak terkenal? Tidak, dia sangat popular sebagai vokalis band rock ternama Linkin Park. Followers instagramnya 1.3 jutaan, fans Linkin Park hampir ada di seluruh dunia, Bahkan saat Chesterbe join Linkin Park di tahun 2000.

Lalu, seberapa banyak yang tahu Chesterbe kecanduan obat-obatan? Siapa yang tahu dia tak bisa lepas dari alcohol? Siapa yang tahu kalau dia sudah menikah dua kali? Siapa yang tahu kalau dia punya enam anak dari dua pernikahannya itu? siapa yang tahu sebab perceraiannya dengan isteri pertama? Siapa yang tahu berapa usia anak-anaknya? Dan siapa pula yang tahu bahwa dia selama ini depresi dan tertekan oleh keadaan? Jadi, siapa yang tahu siapa pembunuh utama Chesterbe?

Ya. Tak banyak yang tahu jawaban dari pertanyaan di atas. Termasuk saya karena semua jawabannya baru saya browsing setelah Chester mati. Ironis memang, ingin tahu lebih banyak tapi saat semuanya sudah terlambat. Lalu apa yang saya kenali dari Chester?

Orang-orang mengenalnya sebagai Chester Bennington si selebriti dunia yang terkenal. Dia vokalis Linkin Park, band yang mendunia. Linkin Park sedang mengadakan tour dunia dengan judul One More Light untuk album baru mereka. Dia aktivis untuk kehidupan alam liar bergabung bersama WWF. Dia pribadi yang luar biasa inspiratif. Dia penyanyi yang hebat. Lagu-lagunya terkenal.

Ya. dan itulah yang membunuh Chesterbe. Eksploitasi pada ekspektasi yang membuat dia seolah makin tertutup akan depresinya. Memang rasanya aneh ketika seseorang yang depresi, mengaku depresi pada orang lain. Orang bilang, orang gila tidak akan tahu bahwa dirinya gila. Tapi itu orang gila bukan orang depresi. Saya tahu sih rasanya. Ketika depresi dan tak ada yang menganggapnya serius. Ketika orang lain hanya menilai kita terlalu cengeng dan kurang strong. Ketika orang lain hanya menganggap orang yang depresi adalah pribadi yang kurang motivasi dan nasehat. Saat itulah orang depresi berpikir bahwa jalan terbaik adalah mati.

Saya benar-benar tidak menyangka Chesterbe ada dalam kondisi separah itu. terjebak di dunia nyata masa kini yang tidak percaya pada omongan orang-orang depresi yang sedang jujur berkata demikian. Maka ketika Chesterbe akhirnya gantung diri, apa yang harus saya ucapkan? Mungkin, selamat datang di masa kini ketika depresi hanya dikira ungkapan galau dari abg labil. Selamat datang di masa kini ketika orang berpikir motivasi dan nasehat adalah obat terbaik untuk depresi. Selamat datang di masa kini ketika orang depresi adalah yang cepat mati. Selamat datang. Selamat jalan Chesterbe. 
***

P.S: Dengarkan lagu One More Light- Linkin Park. Di bagian: Can I help you not to hurt anymore [ini nyesek sekali]. Dan untuk info saja, album One More Light yang awalnya banjir hujatan, ternyata berisi full last speech from Chesterbe. RIP.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.