[CHRM] Berkenalan dengan Vignette Analysis

Halo, postingan kali ini bukan tentang sesuatu yang absurd tapi menurut saya ini lebih absurd dari biasanya. Karena spesial tiap Jumat (semoga jika sempat) akan saya luangkan waktu untuk post suatu ilmu yang bermanfaat. Saya akan coba tularkan pengetahuan yang saya dapat di kelas ke kalian- wooo, hanya alibi. Haha, sebenarnya ini langkah tepat menyingkirkan tugas dari drive yang mulai kepenuhan.
Baik, karena ini minggu pertama postingan Jumat bermanfaat, saya akan bagi sedikit ilmu mengenai Vignette Analysis dari mata kuliah Contemporary Human Resource Management yang saya ikuti. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.



Kalian pasti pernah mendengar berbagai metode dalam pemecahan masalah, kan? Ya, Vignette Analysis juga termasuk di dalamnya. Memang masih jarang digunakan dan pertama kali saya dengar juga sedikit aneh dan penasaran dengan metode yang satu ini. Jika ada dosen yang mengatakan, “Coba kalian cari sebab dari terjadinya masalah tersebut menggunakan diagram fishbone.”
Wah pasti langsung kalian menggambar diagram itu secepat kilat (erdengar seperti anak SD yang menggambar tulang ikan seenaknya, nyatanya fishbone diagram kadang lebih menyebalkan. Haha itu curhat.) atau mungkin ada juga satu metode yang sudah terkenal untuk mencari symptom dari sebuah masalah, misalnya WHY, Why, Why and Why. Metode ini semacam pertanyaan berantai, menanyakan alasan ‘Why’ dari sebuah alasan mengapa masalah itu terjadi.
Sekarang Vignette Analysis, perkenalkan, jreng, jreng, jreng….
Jadi intinya, metode ini fokus pada satu bagian yang sudah dipersempit untuk mencari kemungkinan terjadinya masalah. Misalkan, seorang nona muda kaya raya, bangsawan yang kecantikannya terkenal sampai tingkat dewa (over hiperbola< jangan panggil saya alay, hehe). Nona ini mengaku kulitnya adalah yang paling mulus sejagat raya. Ya, memang jika pandangi memang dia sempurna. Lalu kita lakukan Vignette Analysis pada wajah si nona. Coba kita lihat bagian hidungnya saja, kita fokus untuk melihat secara detail ada apa di bagian hidung hingga mungkin kita akan menemukan ‘bakal jerawat’ di hidungnya. Setelah kita temukan, kita lapor ke si nona dan memberikan rekomendasi agar jerawat itu tidak sampai muncul ke permukaan. Demikianlah ilustrasi dari penggunaan vignette analysis.
Berikut ini adalah contoh yang wajar dalam pengaplikasian vignette analysis. Berhubung ini mata kuliah Human Resource jadi contoh yang dibahas adalah permasalahan tentang contoh kasus di bidang HR.


Dengan Vignette Analysis, case study yang panjang lebar sampai belasan halaman bisa dipersingkat menjadi beberapa poin penting saja. Poin-poin ini menjadi fokus dari analisis. Bahwa hal-hal inilah yang terjadi.


Selanjutnya, kita bisa define problem. Mencari masalah sebenarnya dari analisis poin-poin tadi. Jika kita sudah tahu apa yang terjadi, pasti kita akan paham apa masalahnya.


Pada akhirnya, inilah tujuan utama dari setiap metode pemecahan masalah. Memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
***
Sekian, semoga bukan hanya buang sampah (baca: sisa tugas). Semoga kalian jadi semakin tahu kalau analisis pemecahan masalah bukan hanya fishbone, jadi jangan ragu untuk move on. Salam.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.