[FIKSI] Baru Inspirasi
![]() |
Sumber: onrpg.com |
Haloo, ceritanya hari ini saya lagi di perpustakaan. Seperti biasa (berburu
wifi dan heningnya) tapi rasanya ada
yang tidak biasa. Ya, lebih sepi karena sudah musim liburan dan satu lagi
keanehannya. Saya datang jam dua siang. Hehe, biasanya jam lima atau jam enam
sih. Berasa aneh ketika matahari masih bersinar dan saya sudah ngumpet di
perpustakaan. Oke, itu tadi info tidak penting. Ini sepenggal fiksi yang saya
temukan dalam keanehan hari ini. Secara tidak sadar, saya menciptakan karakter knight tapi female dan sepertinya cocok untuk cerita fiksi fantasi.
[BELUM ADA JUDUL]
Chapteranian bukanlah milikku, tempatku ada di balik kokohnya dinding
benteng. Menjaga sang raja dan keluarganya tetap berada dalam kondisi aman
dengan lindungan pedang terkutuk milikku yang selalu haus akan darah para
pembangkang. Hidup ini akan dan selalu kuabdikan untuk pertempuran, bahkan
posisiku saat ini adalah seorang dari tiga jendral terbaik yang dipunyai
Chapteranian.
Raja tak pernah melihatku sebagai wanita sehingga ia meremehkan
kemampuanku, ia bahkan memercayakan keamanan pribadinya padaku. Keluarganya
memang belum mau menerimaku sebagai saudara, tapi itu bukan masalah. Bukankah
aku memang tak pernah miliki sebuah keluarga? Tak ada satupun yang kumiliki,
hanya kepercayaan dari raja yang membuatku tetap kokoh. Bahkan aku telah lupa
bagaimana rasanya memiliki sebuah keluarga yang utuh. Kehangatan dan kasih
sayang dalam keluarga bagiku hanya mitos, cerita semu yang tak pernah ada.
Tak ada satupun dari ribuan bahkan jutaan cerita yang selalu diceritakan
sampai berbuih itu benar. Kebenaran tentang kebahagiaan yang selalu dibeberkan
hanyalah sebuah pemanis untuk menutupi kelemahan dasar seorang manusia hina.
Ketergantungan pada manusia lain, lemah jika sendiri, mencari penopang hidup
dengan berkelompok. Sehingga apapun jenis manusia, aku bukanlah bagian dari
mereka. Aku mampu berdiri sendiri bahkan akulah penopang kehidupan seorang
raja. Aku adalah tangan kanannya, mediatornya untuk membinasakan siapa saja
yang berani mengusik apalagi menentang raja kami. Akhir-akhir ini pekerjaanku
semakin banyak saja. Kasta rendahan yang dipenuhi makhluk hina nan kosong
kekuasaan mulai menunjukkan geliat revolusinya. Meski samar tetap saja mampu
terendus.
Seorang pemuda dari kasta rendahan memulai pemberontakan. Dia mengomando
kawanannya untuk membunuh satu persatu dari deretan menteri kerajaan. Banyak menteri
yang mati dan setiap kematian, dia selalu menitipkan setangkai mawar putih berpita
hitam.
Pita hitam memang tak memiliki magis apapun untuk membunuh orang tapi ia
menyerang psikologi orang yang menerimanya. Membunuhnya perlahan dari dalam
jiwa. Sama seperti yang kulakukan beberapa tahun lalu. Pembantaian terhadap desa pemberontak di
wilayah utara, sebelum hari berdarah itu terjadi aku mengirimkan setangkai
mawar putih berpita hitam ke setiap orang disana. Ia meniruku, ia pembunuh dan
aku juga pembunuh. Dia sudah mengirimkan pita itu untukku kemarin. Dia menjanjikan
kematian untuk keluarga kerajaan. Hingga hari itu datang, aku menyambutnya. Pemuda
gila dengan busur, anak panah di punggungnya dan pedang di dua tangan. Ia
menatapku sebelum akhirnya ia kembali menyerahkan setangkai mawar putih dan
pita hitamnya.
“Ini untuk rajamu dan impiannya.” Emosiku memuncak.
“Akan kuhabisi kau…”
Tidak ada komentar