[REVIEW] Manner in Action

Peranan Wanita
[SHARE ARTIKEL]
Hola semua, ini ada artikel tentang wanita dan realita kehidupan wanita masa kini. Memang penuh tantangan, antara harus menjawab tantangan itu atau mempertahankan kodrat. Tapi wanita ideal bisa melakukan keduanya secara seimbang. Ga percaya? Kebetulan ini artikel kemarin baru ikutan lomba dan dibuang sayang. Selamat membaca...




Idealnya Wanita, Realitas Pilihan Wanita?

Wanita memang bukan makhluk sempurna yang bisa sepenuhnya digambarkan sebagai bidadari. Tidak sekokoh lelaki, tapi dikenal dari hati lembutnya. Memang terkadang rapuh, seolah menjadi fitrah bagi seorang perempuan. Tapi apa jadinya dunia ini  tanpa kehadiran sosok wanita. Apakah akan ada anak-anak Adam ini jika Hawa tak pernah diciptakan dari rusuknya?

Wanita memang rapuh apalagi hatinya tapi jika ia telah menjadi seorang ibu, maka tidak ada yang bisa menakar keteguhan hatinya. Keistimewaan wanita yang sungguh telah Allah berikan. Bahkan begitu sayangnya Allah dengan wanita hingga surga dititipkan di bawah telapak kaki seorang ibu, seorang wanita. Juga Rasul yang menyebut tiga kali kata ibu sebagai sosok yang harus dihormati barulah ayah. Ada pula seorang penyair mengungkapkan bahwa ridho illahi karena ridho ibu. Di balik semua kelemah lembutan yang dinilai sebagai kerapuhan, sejatinya wanita adalah ciptaan yang istimewa.

Wanita Bersikap
Apapun yang berjalan di dunia ini pasti memiliki haluannya sendiri dalam bersikap. Tentu saja dengan jalur yang telah diridhoi Sang Pencipta. Begitu pula wanita. Hendaknya wanita menjaga segala keistimewaan yang dipunyai. Kata menjaga seolah menjadi kewajiban utama bagi seorang wanita. Banyak hal yang harus dijaga oleh seorang wanita, mulai dari menjaga kehormatan dirinya, keluarganya, suaminya dan anak-anaknya. Bukan hal yang mudah tentunya, segala hal ini membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Misalkan untuk mengingatkan seseorang dari kelalaian, wanita menggunakan tutur kata yang lembut dan bijak. Bukan menggurui tapi cara ini lebih efektif supaya lebih mengena di hati.

Tugas menjaga seorang wanita dimulai dari menjaga dirinya sendiri. Mulai dari jasmani juga rohaninya. Dalam Islam telah diatur sedemikian rupa untuk menjaga seorang wanita dari bahaya fisik juga dari fitnah. Yaitu dengan menutupi auratnya sesuai aturan. Dengan menjaga aurat, maka wanita juga telah menyelamatkan diri dan sekitarnya dari hawa nafsu. Alangkah baiknya jika pemberian yang istimewa ini dibalut dengan keindahan.

Kemudian menjaga kehormatan keluarga, apalagi bagi wanita yang belum menikah. Hendaknya taat pada agama dan berbakti pada orang tua. Karena pada tahap ini, hanya mereka tempat kita mencurahkan semua bakti dan kasih sayang. Sebagai seorang anak, segala tindakan seolah akan dinilai sebagai cerminan didikan orang tuanya. Jadi lakukanlah hal yang baik-baik, jangan pernah berkata kasar hingga menyinggung perasaan. Apalagi menyebarkan aib atau pun fitnah. Kebanyakan orang menilai bahwa perempuan sangat dekat dengan gossip. Lebih baik jika kita menghindarinya dengan tetap menjaga perkataan, jika kita tak tahu apa-apa tentang seseorang lebih baik diam. Tapi jika kita menemukan seseorang yang tengah bergosip, baiknya kita ingatkan dengan lembut. Bukan menegur dengan keras, tapi cukup peringatkan agar menjaga pembicaraannya supaya tidak menjadi fitnah atau lebih buruk lagi malah membongkar aib.

Menjaga kehormatan suami adalah kewajiban mutlak bagi seorang isteri. Ketika wanita telah memiliki suami, maka wanita harus berbakti pada imamnya ini. Mendukung semua yang suaminya lakukan, menjadi penyemangatnya juga menjadi pengingatnya. Isteri yang baik akan menjadi perhiasan dunia dan penuntun ke surga bagi suaminya. Wanita harus tunduk pada suaminya, tapi bukan untuk ditindas. Wanita harus berani mengingatkan kelalaian suami, tapi bukan untuk memerintah. Bahwa wanita tercipta dari tulang rusuk seorang pria. Tidak dari tungkainya, tidak dari tulang di kepalanya. Tapi dari rusuknya, dekat dengan hati. Bukankah itu cukup menjelaskan bahwa wanita ada untuk dicintai? 

Anak-anak juga menjadi tanggung jawab orang tua. Apalagi seorang ibu yang harus mendidik dan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Wanita dengan bekal ilmu yang baik akan menjadi guru yang baik pula bagi anaknya. Bahwa tahapan menjadi seorang ibu adalah tugas terberat sekaligus kado terindah bagi semua wanita. Melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang tak henti-hentinya membuat senyuman itu mengembang. Tapi menjaga bahwa mereka akan tetap di jalur kebaikan merupakan tugas yang tak berhenti hingga anak mencapai usia tertentu. Pendidikan dari seorang ibu akan berlangsung selamanya. Setiap anak itu tumbuh dewasa dan membawa nilai-nilai yang diajarkan ibunya, maka pendidikan itu akan berulang dalam keluarga si anak pula. Jadi belajarlah sebanyak mungkin tentang kebaikan itu, maka wanita akan siap menjadi guru terbaik bagi masa depan anak-anaknya.

Antara Idealis dan Realistis
Idealnya tugas seorang wanita adalah untuk mengatur rumah tangga. Akan tetapi idealisme ini mulai memudar karena dinilai tidak memiliki kecocokan lagi dengan realitas. Perkembangan yang begitu hingar bingar mulai menggeser idealisnya seorang wanita ke arah yang lebih modern. Jika di masa lalu dikatakan bahwa tugas wanita terpaku di tiga tempat; dapur, sumur dan kasur. Maka pada era ini, wanita memiliki ruang gerak yang lebih luas di bawah bendera emansipasi wanita. 

Perluasan ini bukan berarti wanita bisa mengambil alih peranan laki-laki. Memang sudah banyak kasus nyatanya seperti perempuan yang bekerja sedangkan laki-laki tetap di rumah untuk mengurus anak-anak. Kebebasan ini memang terlihat terbalik jika dibandingkan dengan persepsi dulu. Memang emansipasi bukanlah hal yang salah tapi akan terlihat buruk jika wanita melupakan kodrat utamanya, sebagai isteri juga ibu. Bahwa emansipasi yang baik bukan berarti wanita harus sepenuhnya berdiri melangkahi laki-laki. Tapi baiknya wanita beremansipasi menjadi mitra bagi laki-laki. Seperti kata pepatah, ada wanita hebat di balik suksesnya seorang pria.

Wanita dan Pembangunan Bangsa
Dikatakan bahwa wanita adalah penopang bangsa. Jatuh bangunnya suatu negeri bisa dilihat dari bagaimana keadaan wanitanya. Jika idealisnya wanita berpadu dengan keberanian untuk emansipasi maka wanita akan menjadi tiang kokoh berdirinya suatu negara. Hadirnya wanita yang mandiri tapi juga tetap pada batasannya akan melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Tapi bukan hanya berperan untuk melahirkan generasi penerus, wanita juga bisa menentukan arah perkembangan dunia. Dengan sisi pemikiran yang tidak biasa dilakukan oleh pria, maka sekali lagi wanita akan menjadi pelengkapnya. Tidak semua urusan bisa diselesaikan dengan logika. Kalaupun bisa, maka ada faktor yang terlupakan, misalkan keputusan yang terlalu didasarkan pada logika biasanya akan mengabaikan aspek perasaan dan lingkungan sosial. Jadi jika seorang wanita hadir sebagai pertimbangan dalam pembangunan, maka insya allah akan seimbang pembangunan tersebut. Bahwa segala yang telah diperhitungkan dengan logika ditambah dengan pelaksanaan yang berpondasi pada kebaikan bersama. Betapa kuat bangsa itu akan berjaya dengan penuh keseimbangan. Tentu saja bagi wanita, ini merupakan jalan yang tepat di antara idealisme dan realitas.
-o-

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.