[Fiksi-Fantasi] 3BLOOD KEPING 6

Meet you via www.flickr.com
Warning: Fiction- Fantasy Detected Inside
Halooo, ada kabar baru. Mulai Agustus, update cerbung fiksi fantasinya mau diubah ke hari kerja aja yah. Weekend nya buat nangkep ide lanjutannya, hehehe. 
Ini dia keping 6 lanjutan dari seri 3Blood. Setelah kemarin Leil pulang diantar Jossie dan malamnya dikepung banyak fans Jossie. Dia ketemu pria misterius yang punya mata turquoise indah. Parahnya lagi, Leil ngaku pria itu kekasihnya. Sebenarnya siapa pria bermata turqouise itu? Happy reading. Jangan ketinggalan gelas kopinya yah...



LEIL
“Dia kekasihku!” teriakku lantang.
“APA??” semua mata melotot, bahkan nyaris menggelinding keluar dari tempatnya. Terkejut dengan pernyataanku yang seolah telah menyambar akal sehat mereka. Kecuali satu yang tetap tenang, pria itu hanya menatapku tanpa ketertarikan untuk melanjutkan permainan ini lagi. Aku merekatkan diri padanya supaya terlihat lebih natural juga untuk mencegahnya pergi.
“Lalu Jossie?”
“Jossie? Bukankah dia adalah temanku? Untuk apa kalian meragukan pertemananku dengan Jossie? Mana mungkin pria seperti Jossie memilih wanita yang berantakan sepertiku. Bahkan di luar sana masih banyak wanita cantik yang mengantri untuknya.”
“Kalau itu memang benar, untuk apa Jossie membagi mawar yang ia pesan dengan orang sepertimu?” rupanya video yang June jual adalah tentang hari itu. Ketika Jossie membeli seratus tangkai mawar merah dan memberikan satu  tangkainya sebagai undangan sedangkan sisanya terkirim ke rumahku dengan undangan resminya. June payah, kau mulai terasa semakin menyebalkan saja. Harus kukatakan apa sekarang untuk menghindar?
“Aaa… itu adalah ucapan selamatnya padaku atas hubungan kami.” Aku kembali menjalin kontak mata dengannya. Berharap ia tak segera bosan dengan semua kebohonganku. Tapi tatapannya seolah tak ada harapan. Ia hanya membuka matanya begitu saja tanpa rasa kesal, penasaran ataupun menikmati permainanku.
“Jadi pria ini?” tanya seorang teman, kembali. Aku sedikit ragu untuk melanjutkan kebohonganku karena jujur aku tak mengerti sama sekali tentangnya.
“Pierre,” jawabnya datar, mengejutkanku. Tak kusangka ia akan menyebutkan namanya tanpa kuminta. Ternyata ia pun bisa memerankannya dengan baik, semoga.
“Jadi Pierre, adalah kekasih Leil? Tapi mengapa kau terkesan begitu bahagia menerima mawar dari Jossie, bahkan kau melompat girang karenanya. Bukankah itu mencurigakan?”
“Itu karena Jossie bilang Pierre cocok denganku.”
Arrgh, bualanku hari ini sudah cukup menggunung hanya untuk melarikan diri dari gosip yang dijual June. Mereka masih saja menunjukkan bahwa pernyataanku belum meyakinkan padahal aku rasa aku telah kehabisan alasan untuk membual. Juga pria aneh ini, Pierre, aku tak yakin dia akan mendukung kebohonganku untuk kedua dan kesekian kalinya.
“Membosankan,” desahnya tiba-tiba.
“Maafkan kami, kami telah salah paham padamu, Leil.”
“Iya maafkan kami.”
“Maaf.”
Kerumunan pun perlahan memudar. Malam sudah sepenuhnya hadir dengan gelap yang meraja. Hanya saja temaram lampu jalan membuatku berada dalam lingkaran cahayanya. Angin berhembus sesekali, tapi tetap saja ini terlalu hening. Hanya tersisa aku dan dia dalam hening ini, seperti semula. Bagaimana aku memecahkan keheningan yang mengerikan ini?
“Maaf melibatkanmu dalam masalahku. Terima kasih atas bantuanmu, aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk membalas se…”
“Tolong lepaskan lenganku dan singkirkan kakimu dari krisanku,” potongnya cepat.
“Krisan?” fokusku langsung tertuju pada kakiku, setangkai krisan putih tengah merintih terjepit sepatuku.
“Maaf…” segera kupindahkan kakiku dari krisan itu dan dia langsung memungutnya.
“Pernyataan yang berani, nona.”
Tanpa menatapku lagi, dia langsung berlalu. Bayangnya pun segera melebur dengan gelap sekitar jalannya hingga sosoknya terbenam dalam gelap malam. Menghilang dari fokus terjauh yang bisa ditangkap oleh mataku. Pierre? Siapa dia? Tatapannya tajam terfokus tapi pandangannya kosong, terlalu indah untuk disia-siakan. Makhluk batu dari planet manakah dia? Tubuhnya sehangat mentari tapi tatapannya dingin bak gunung es Arktik.
“Siapapun kau, terima kasih!” teriakku lantang walau mungkin ia tak mendengarnya lagipula aku juga tak begitu berharap ia mendengarku.
***
LEIL
Pagi yang cukup cerah menyambutku dengan penuh keyakinan. June, tunggu aku dan akan kubuat sebuah perhitungan denganmu. Kita lihat siapa yang akan membayar lebih banyak dan juga memohon. Lain kali kau harus pilih lawan yang seimbang denganmu, June. Seperti rutinitasku, aku menunggu bus yang akan mengantarku di halte yang tak jauh dari rumah. Ternyata bus itu pun melakukan rutinitasnya juga. Ia datang sepuluh menit setelah aku menunggu. Sebelum memasuki bus, kuraih sepotong koran dengan headline yang membuatku cukup tertarik sekaligus bergetar ketakutan. Sebuah cerita lama yang akhirnya sekarang muncul kembali dengan teror yang sama. Akankah akhirnya akan sama?
NEWS PIECE, Viga—Lima orang menghilang secara misterius dalam penjelajahan hutan. Dua di antaranya ditemukan tewas di dua tempat berbeda dengan luka yang nyaris sama. Leher robek tersayat dan tubuh terkoyak. [red]
*
PIERRE
Aku berjalan menuju antah berantah, tak pernah kuhafalkan jalan dan cerita yang telah kulalui. Tapi entah mengapa, gadis gila itu masih meninggalkan sepotong memori tentang malam kemarin. Setelah kuikuti ayunan langkah kakiku, ternyata ia menuntunku ketempat yang sama. Seperti tempat yang selalu menjadi tempatku berlabuh di hari-hari sebelumnya. Sebuah nisan dengan ukiran nama yang mulai rusak tergerus zaman, membuatnya mulai terlupakan. Di bukit ini hanya ada dua nisan yang bisa terlihat dengan jelas. Kuletakkan setangkai krisan putih di masing-masing nisan.
Mengenang sesosok tubuh dengan paras lembut yang terbaring dalam timbunan tanah. Mengenang senyum menenangkannya, lagu-lagu indahnya untukku, dan tiap kata cinta yang selalu ia bisikkan di telingaku. Ia pernah mencintaiku, selalu tersenyum untuk menenangkanku dengan tulus, hingga akhirnya ia mengorbankan dirinya untukku. Mengapa? Setelah ia alirkan darah dalam nadiku, setelah jantungku berdenyut justru jantungnya lelah mengikuti detakkan jantungku. Dasar perempuan bodoh. Cinta telah membutakannya dari realita tapi entah mengapa aku tak bisa membencinya dengan segala kebodohan sempurna yang ada padanya. Dia telah mengikatku dan karena ikatan itulah aku tak bisa membencimu, ibu…
*
LEIL
NEWS SPOT: Viga Utara—Pencarian masih terus dilakukan untuk mengevakuasi tiga orang yang masih belum ditemukan.
Berita hari ini terus saja mengulas tentang hilangnya beberapa orang dalam penjelajahan hutan. Menurutku itu berita biasa sampai aku menemukan satu majalah yang secara bodoh mengungkapkan bahwa teror yang sebenarnya adalah pesta para vampir. Beberapa majalah pecinta hal gila tentang kekuatan dan keabadian kembali hidup. Bahkan mereka lebih menekankan keberadaan mereka di antara kami. Mereka lebih berani untuk menunjukkan eksistensinya. Dasar orang gila.
EVILBORN: Distrik 7—Pesta dimulai, dibuka relawan untuk upacara suci penggabungan dua darah. Para Trueblood tlah memberi tanda agar kita bersiap. Form pendaftaran tersedia di kantor EVILBORN. Manfaatkan kesempatan ini untuk dapatkan everlasting story to be immortal.

(Bersambung…)
 



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.