[RANDOM] Nemu Inspirasi Dari Coretan

Sok-sok an nge-sketch sekalian coloring, eh malah kebanjiran. wkwkwkwk
Halo, setelah sekian lama hiatus (atau lebih tepatnya mangkir) dari ngeblog, kali ini saya akan share kerjaan tangan. Jadi ceritanya malam minggu 4 Juni kemarin tidak bisa tidur lelap nih. Akhirnya saya coret-coretlah di sketch book baru (yeay), tadinya cuma gambar si hime tapi akhinya saya tambahin si ouji-nya. Coloring pake pensil warna sama sapuan kuas basah jadinya watercolor pencil
Hmm, kalo ceritanya berdasarkan gambar jadi rada gloomy galau gimana gitu ya. Dan itu bukan sebuah kesengajaan, siapa sih yang mau buat kisah ga happy ending? Namun tragedi yang mengenaskan terjadi di tengah-tengah proses coloring (dan saya semakin yakin bahwa coloring adalah bencana). Air yang dipake buat sapuan tipis di atas pensil warna tiba-tiba membanjiri si ouji-sama dan melunturkan semua warna yang ada, saya gloomy bangetlah. Di tengah-tengah ke-gloomy-an itu dan menuju tengah malam akhirnya saya punya ide mellow ini. Menghapus si ouji demi kebahagian si hime.
Ini awal sketch-nya. Masih baik-baik saja untuk si hime dan si ouji mulai berantakan karena kebanjiran. Huhuhu, gomenasai ouji-sama. Karena tragedi itulah akhirnya saya jadikan sebuah cerita sedih sekalian.
menuju bencana banjir
Pas banget lagi dengerin lagu Tokio Hotel dengan suara Bill Kaulitz. Jadi gambar ini saya kasih judul BLACK (sesuai dengan lagunya) dan quote si atas si ouji dan hime adalah potongan liriknya dengan sedikit perubahan.
Melihat gambar keduanya yang terpisah halaman, saya tertantang untuk menuliskan cerita tentang keduanya. Tapi tak sempat dalam bentuk cerpen maupun cerita gaje panjang. Cuma berimprovisasi menjadi keduanya dan menuliskan ceritanya di balik gambar. Yak, ini dia. Selamat menyimak…

Hmm, ini final form dari Hime-sama
Tokoh 1: Hime (princess)
Karakter lemah lembut yang menyukai bunga mekar di musim semi padahal sepuluh tahun terakhir kerajaannya terlibat perang saudara yang selalu menghancurkan. Hime sebenernya sudah dijodohkan dengan (anggaplah} pangeran negeri seberang dengan harapan dia akan melihat kembali musim semi. 
Tapi si hime ini sebenernya punya P.I.L (oh astaga) yaitu pengawalnya sendiri yaitu si ouji-janai (ini cerita klasik sih, ditambah ngelantur tengah malem, jadinya komplit). Namun, hari pernikahan sudah ditentukan. Bahkan pernikahan tetap berlangsung ketika perang masih bergejolak. Hime harus menempuh perjalanan panjang penuh resiko menuju negeri seberang untuk prosesi pernikahan. Maka perjalanan itulah menjadi kesempatan terakhirnya untuk mengatakan segalanya pada pengawalnya. Tentu saja si Ouji-janai.

Where have you gone? You made us feel so strong. You lost and now I am alone.
“Jika ini yang kau maksud cinta, maka aku tak menginginkannya. Jika cinta berarti ketiadaan, maka aku akan mengabaikannya. Andai kau bertanya padaku. Andai kau mengatakannya padaku. Yang kuinginkan adalah kau. Apalah arti musim semi dan cinta tanpa kau di sampingku. Cintamu bodoh.”
 
ini kenapa dinamai ouji-janai ya karena dia bukan prince.
dia hanya pengawalnya.
Tokoh 2: Ouji-janai (bukan prince)
Ouji-janai ini sebenernya sangat mencintai si hime, maklumlah karena sejak ia berumur lima belas tahun sudah harus mengawal si hime kemana-mana. Jadi mereka sudah sangat dekat dan akrab. Tapi ouji-janai ga pernah ngaku suka sama si hime dengan pertimbangan bahwa ia hanya pengawalnya dan tak boleh berharap sampai sejauh itu. Ia adalah tipe yang rela mengorbankan segalanya demi si hime. Dan ouji-janai sudah tahu kalo keinginan terbesarnya si hime adalah melihat bunga mekar di musim semi lagi.
Dia mengawal si hime menuju negeri seberang untuk pernikahannya. Pengamanan yang berat karena perang dan pertentangan akan pernikahan ini. Ouji-janai mengorbankan dirinya untuk menghalau ribuan anak panah dan pedang supaya hime-sama bisa sampai dengan selamat dan akhirnya melihat lagi musim semi yang dirindukannya.

The last look back is black. The night turns dark ahead. There’s no turning back. No turning back

“Akan kuhadirkan musim semi untukmu. Akan kubuat kelopak-kelopak sakura mekar seiring dengan senyummu. Akan kubuat helai-helainya terbang bersama semilir angin. Jatuh di tangkapan jemari lembutmu. Meskipun itu harus berarti ketiadaanku. Terkadang cinta tak harus saling memiliki. Aku sadar diri, merasa tak pantas untuk keindahanmu. Kubiarkan diriku menghilang agar senyummu datang. tapi cintaku tak akan hilang, aku janji. Cintaku akan selalu menemanimu hingga cinta yang lain mekar. Keindahanmu terlalu jauh dari jangkauan tangan kotorku yang perlahan pudar. Dengan mengenang senyummu, aku hilang. Bahagialah selalu, Hime.”

[Adz]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.