Laman

Pages - Menu

Selasa, 04 April 2017

[MAKALAH] Eksplorasi Tradisi dan Nilai Kearifan Lokal Khas Indonesia dalam Upaya Meningkatkan Wisata Taraf Internasional

Hmm, kali ini yang saya share lumayan berat. Maklumlah, tugas kuliah yang dibuang sayang tapi disimpen dalam laptop bakal ngurangin memori jadi lebih baik share di sini saja. Sekalian nambah pengetahuan bagi readers.

Aha, jika ada yang punya tugas dengan tema serupa, mohon kebijaksanaannya supaya tidak langsung copas. Harap lakukan parafrase dan baca sumber utama yang saya gunakan dalam tulisan ini. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan. Amin.



Abstrak
Kebebasan alur informasi menjadikan sektor pariwisata tiap negara menjadi komoditas menjanjikan bagi perekonomian suatu bangsa. Makalah ini membahas secara deskriptif tentang pariwisata Indonesia. Bertujuan untuk mengetahui kondisi pariwisata Indonesia terkini berkaitan dengan wisata kearifan lokal. Juga untuk memberikan rekomendasi bagi peningkatan wisata berbasis kearifan lokal masyarakat Indonesia menjadi wisata bertaraf internasional. Dari hasil analisis ditemukan bahwa sebagian besar wisatawan mancanegara hanya fokus pada Bali sebagai destinasi khas Indonesia. Hal ini bukan sesuatu yang mengherankan karena promosi wisata Indonesia yang gencar adalah Beyond Bali. Padahal Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya yang belum digali, yaitu tentang wisata social environtment yang mengutamakan nilai-niai tradisi dalam masyarakat menjalankan kesehariannya.

Kata kunci: Pariwisata Indonesia, Budaya, Kebudayaan Masyarakat, Kearifan Lokal


1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah negeri kepulauan yang memiliki 13.446 pulau (yang terdaftar dan berkoordinat). Tentu saja memiliki keberagaman budaya juga suku bangsa yang ada di setiap wilayah. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan budaya dan kearifan lokal. Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis (Rudito, 2013). Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan oleh generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib (Keraf, 2002).

Semakin berkembangnya informasi dan teknologi, dunia seolah menjadi satu tanpa ada batas yang mengekang. Proses ini biasa disebut sebagai globalisasi. Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di seluruh dunia. Globalisasi bukan hanya membawa perubahan dalam sistem informasi melainkan menumbuhkan persaingan global. Pariwisata adalah salah satu komoditi yang masuk dalam persaingan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin meningkat. Sepanjang tahun 2014, tercatat ada 9.435.411 orang wisatawan mancanegara memasukki Indonesia melalui 19 pintu masuk utama. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 633.282 orang dari tahun 2013. Mayoritas wisatawan mancanegara berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang dan Australia.

2. Metodologi
Makalah ini berisi gambaran umum mengenai pariwisata Indonesia secara deskriptif. Penyusunan dimulai dari pengumpulan data tentang pariwisata Indonesia. Menjadikan wisatawan mancanegara sebagai sampel dengan populasinya adalah jumlah keseluruhan wisatawan Indonesia. Karena batasan waktu, analisis dilakukan berdasarkan data sekunder dari sumber terpercaya. Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisis untuk kemudian ditarik kesimpulan dan diberikan rekomendasi untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Pertanyaan yang diajukan dalam makalah adalah apakah budaya dan kearifan lokal dapat meningkatkan kunjungan pariwisata di tengah persaingan global? Bagaimana pula reaksi wisatawan mancanegara terhadap budaya Indonesia sebagai tujuan wisata dalam persaingan pariwisata dunia?

3. Data dan analisis
Berikut ini adalah tabel jenis komoditi yang menyumbang devisa Indonesia. Selain itu juga dapat menjelaskan ranking sektor pariwisata yang menempati posisi lima besar penyumbang devisa negara. Posisi ini naik satu peringkat dari tahun 2012.

Ranking Devisa Pariwisata Tahun 2012-2013
No
2012
2013
Jenis Komoditas
Nilai (juta US$)
Jenis Komoditas
Nilai (juta US$)
1
Minyak & gas bumi
36,977.00
Minyak & gas bumi
32,633.2
2
Batu bara
26,166.30
Batu bara
24,501.4
3
Minyak kelapa sawit
18,845.00
Minyak kelapa sawit
15,839.1
4
Karet olahan
10,394.50
Pariwisata
10,054.1
5
Pariwisata
9,120.85
Karet olahan
9,316.6
6
Pakaian jadi
7,304.70
Pakaian jadi
7,501.0
7
Alat listrik
6,481.90
Alat listrik
6,418.6
Sumber: kemenpar. go.id

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa sektor pariwisata Indonesia memang memiliki potensi sebagai penghasil devisa. Didukung oleh data dari BPS tentang jumlah wisatawan mancanegara yang terus meningkat setiap tahunnya, Indonesia harus lebih gencar mengembangkan berbagai sektor wisatanya. Selama ini wisata budaya terpusat pada Bali dan Jawa saja. Indonesia belum menggali sepenuhnya sektor Culture, History and Art yang berisi wisata mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan, sejarah dan seni seperti museum, bangunan bersejarah, cara hidup masyarakat dan tradisi kebudayaan. Atau lebih menitikberatkan pada Social Environment, wisata yang menunjukkan keadaan sosial masyarakat seperti keramahan masyarakat lokal, kualitas kehidupannya dan bahasa daerah yang digunakan (Priambudi, 2013).

Dirjen pemasaran wisata Kemenparekraf menyatakan bahwa kegiatan promosi budaya Indonesia di luar negeri selalu mendapat sambutan yang baik (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, 2014). Beberapa kegiatan promosi wisata Indonesia di kancah internasional antara lain:
- Perth Holiday and Travel Expo 2014 yang diselenggarakan di Melbourne, Australia pada 15-16 Februari 2014 mempromosikan Lombok, Kabupaten Wakatobi dan Yogyakarta.
- MATTA Travel Fair ke-37 di Malaysia, wisatawan merespon bahwa Bali, Bandung, Yogyakarta sebagai destinasi favorit.
- The Getaway Show di Gauteng, Afrika Selatan, mempromosikan destinasi wisata Jawa Barat dan juga kopi Luwak.
- LA Travel and Adventure Show di Los Angeles, AS. Indonesia menampilkan tari cendrawasih dari Bali dan tari dari Sumatera Barat.

Dari beberapa acara promosi wisata di atas, budaya yang ditunjukkan di dunia internasional hanya sebatas kesenian. Sebagian besar adalah bentuk tarian, nyanyian dari salah satu destinasi wisata yang sudah cukup tenar di dunia internasional yaitu Bali. Setiap acara tentu saja menyuguhkan kuliner khas Indonesia tapi tidak ditampilkan budaya kulinernya. Misalkan tentang penggunaan rempah, proses memasaknya, adat makannya, dan bermacam hal lain yang berkaitan dengan kearifan lokal masyarakat.

4. Kesimpulan
Sektor pariwisata Indonesia memang menjadi favorit wisatawan mancanegara jika dilihat dari peningkatan jumlahnya dari tahun ke tahun dan antusiasme terhadap pameran wisata Indonesia di luar negeri. Namun, mayoritas wisata Indonesia saat ini adalah wisata alamnya dan sedikit tentang wisata budaya. Budaya yang ditampilkan dalam promosi lebih banyak tentang tarian, kuliner, alat musik, lagu daerah dan kain khas daerah. Tapi hanya ditampilkan sebagai apa adanya seni itu tanpa mempromosikan nilai budaya di baliknya. Misalnya nilai dan tujuan atau bahkan pembelajaran dari sebuah gerakan tari, proses yang harus dijalankan penarinya sebelum ia menarikan tarian tersebut, sejarah pertama kalinya tarian itu ada. Atau dalam kategori lain misalnya kuliner, memperkenalkan cara meracik bumbu-bumbu dengan alat masak khas Indonesia, proses pemasakan yang sesuai tradisi, waktu yang tepat untuk mengambil bahan makanannya, ketentuan adat mengenai pemasaknya, juga cara masyarakat menikmati hidangan.

Indonesia belum gencar mempromosikan tentang kearifan lokal masyarakatnya. Masih terlalu fokus pada sesuatu seni yang bisa dikomersialkan lalu sedikit melupakan kekayaan Indonesia yang sebenarnya. Masyarakat Indonesia yang berpegang teguh pada tradisi dalam menjali kehidupan sehari-hari bisa menjadi potensi wisata yang tak bisa disaingin oleh bangsa lain. Bahwa identitas alami masyarakat Indonesia adalah nilai tradisi itu sendiri yang membuatnya berbeda dari budaya negeri lain. 

Jadi, beberapa rekomendasi yang bisa diberikan adalah:
1. Lebih banyak mengeksplor destinasi wisata yang belum dikenal luas oleh wisatawan mancanegara. Karena selama ini selalu fokus pada Beyond Bali.
2. Membuat cagar budaya untuk melestarikan kearifan lokal setempat untuk menjadikannya destinasi wisata baru. Misalnya wisata menginap di kampung adat, memberikan pengalaman hidup sebagai suku tertentu dengan tradisi dan cara hidup tradisional.
3. Mengembangkan pariwisata yang membuat wisatawan ikut berperan aktif dalam proses, bukan hanya menjadikan wisatawan sebagaipenonton. Karena kearifan lokal tidak bisa  ditampilkan di atas panggung, hal tersebut hanya dapat dipahami jika sudah diimplementasikan dalam kehidupan.

5. Referensi
(2014). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Jakarta

Priambudi, P. (2013). Pengaruh Destination Image terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rudito, B. (2013). Bebetei Uma Kebangkitan Orang Mentawai: Sebuah Etnografi. Yogyakarta: GADING.

Senin, 03 April 2017

[REVIEW] Akatsuki no Yona: STRONG Heroine



 Yosh, ceritanya saya kemaren anime marathon dan langsung pengen buat review karena saking jatuh cintanya. Yap, judulnya Akatsuki no Yona: The girl standing in the blush of dawn. Awal ketertarikan saya adalah tokoh utamanya cewe berambut merah pendek sedang merentangkan busur. Itu yang saya lihat dan langsung saja nonton 24 episodenya tanpa luput.

Ternyata ceritanya berlatar di sebuah kerajaan dengan pakaian yang epik-epik dan banyak tokoh cowo ganteng dua dimensi [kyaaa]. Dari episode satu sudah disuguhi Son Hak, sang jendral yang kocak tapi jago berantem [wuidih tipe cowo anime kesukaan saya ini]. Tak lama kemudian dikenalkan seorang putri yang kelihatannya lemah dan hanya bisa jadi objek yang dilindungi dan full mendoukusai [ya, si Yona]. Apalagi setelah nongol si Soo-Won, yang terlihat lembut dan penyayang juga sepupu Yona yang sudah main bersama dari kecil. Ya, dan ini cowo juga yang jadi konflik cerita.

Soo-Won bunuh bapak Yona yaitu King IL untuk balas dendam atas kematian ayahnya [yang katanya dibunuh King IL]. Saat itulah Soo-Won membalikkan keadaan, semua kenangan indah Yona tentang masa kecil mereka langsung terasa seperti kebohongan. Bahkan Soo-Won juga berniat membunuh Yona sebelum akhirnya Hak datang dan pasang badan [kyaaa, nosebleed]. PS: Hak juga teman main Yona dan Soo-Won bahkan biasanya latihan memanah bareng loh. Jadi kudeta Soo-Won sudah memecahkan persahabatan mereka. Nah, sepertinya tradisi nonton anime saya, pasti nonton full episode satunya mulai dari opening sampai ending. Di openingnya saya menemukan bocoran tentang deretan cowo ganteng yang akan menemani saya [ekhm, maksudnya Yona] dalam perjalanan anime ini. Saya malah bersemangat untuk lanjut, padahal sudah tahu ini anime tipe shoujo yang penuh nuansa heroine [satu cewe, banyak cowo]. ANEH SEKALI.

Biasanya saya benci tipe tokoh utama yang hanya bisa dilindungi dan jadi beban bagi yang menemani perjalanannya. Tapi feeling saya bener bahwa Yona ini berbeda dari cewe setipe dia di anime lain. Misalnya Chizuru di anime Hakuoki yang fail jadi heroine keren. Nah, Yona ini heroine keren di antara banyak cowo keren [kyaaa, again]. Lalu kenapa saya tertarik buat nulis review ini, karena... jreng:

PROLOG MENJANJIKAN
Di awal ada bocoran Yona dengan anak panah dan rambutnya udah pendek. Bukan hanya Yona yang terlihat garang, tapi ada juga deretan cowo-cowo di belakangnya yang wajahnya masih siluet dan seolah disembunyikan. Itulah alert bahwa anime ini heroine centered. Lalu lanjut ke lagu opening yang semakin jelas mengungkap wajah-wajah yang tadi disiluetkan juga tokoh lain yang ga kalah indah. Tak banyak basa-basi, ketiga tokoh utama nongol di episode satu: Yona, Soo-Won dan Hak. Konflik juga langsung nongol di episode ini. Makin penasaran dan memang sih di awal episode, Yona masih tipe heroine ringkih yang manja dan menyebalkan.

KONFLIKNYA MANTAP
Konfliknya terasa memang jleb dua sisi karena yang membunuh ayah Yona adalah teman masa kecilnya dan pria yang dia suka. Konflik yang dibuat Soo-Won bukan hanya jleb bagi Yona tapi juga bagi Hak. Tapi makin lama saya nonton, saya penasaran maksud sebenarnya dari si Soo-Won bunuh King IL. Saya semakin menegaskan dalam diri saya sendiri bahwa Soo-Won adalah karakter yang tak punya pilihan selain melakukan apa yang dia perbuat sekarang. Bunuh King IL untuk balas dendam atas kematian ayahnya, ya okelah. Tapi menjadi raja tanpa menikahi Yona, ini kudeta dan kudeta Soo-Won ini yang masih saya pertanyakan. Seolah Soo-Won tahu bahwa Yona ga mampu memimpin kerajaan Kouka, jadi dia yang mengambil alih bebannya. Ya, sampai saat ini masih terasa seperti itu.

KARAKTER OKE
Karakter yang bikin saya jatuh cinta pada pandangan pertama adalah Hak. Yap-yap-yap, saya yes untuk Son Hak, si jendral Kerajaan Kouka. Gimana ya menjelaskannya? Hmm, ini ujian yang berat. Penggambaran fisiknya perfect: tinggi, wajah cakep, matanya rada ngantuk-mager gimana dan bisa seketika jadi tajam [wuidih]. Awal nongol, dia adalah sosok yang menyebalkan dengan semua ejekannya pada Yona. Ya, mungkin karena teman kecil Yona jadi dia berani ngejek seorang putri, hehehe. Awalnya karakter Son Hak ini mirip Nara Shikamaru dari Konoha, yang mager, hobi tidur dan ga suka miir banyak padahal pikirannya ternyata cemerlang. Hak berasal dari wind clan jadi cara dia menjalani kehidupannya pastilah sebebas angin berhembus. Awalnya Hak ga peduli dengan kehidupan kerajaan dan cara hidup para bangsawan yang menurutnya hanya jadi beban, tapi ujung-ujungnya dia terima juga jadi pengawalnya Yona. Bahkan sangat protektif. Sifat itu mungkin karena Hak sudah janji pada King IL akan menjaga Yona, tapi lama kelamaan hati ga bisa bohong. Dia suka sama Yona.

"We will go anywhere, as long as it means you will live." Hak episode 1
"Think me as a tool. Use me so that you can live! That's what I'm here for." Hak episode 2


Visualisasi Hak- Yona yang bikin meleleh

BANYAK NILAI
Perjalanan pelarian diri Yona ga semata-mata cuma lari dan dikejar prajurit terus dilindungi oleh Hak sampai berdarah-darah. Yona nangis-nangis, jatuh cinta sama Hak, Hak juga cinta, terus cinta-cintaan dalam pelarian: NO. BIG NO! Cerita semacam itu tak ada di anime ini. Tapi banyak nilai keren. Bayangkan, ini pertama kalinya seorang putri keluar dari istana dan berkeliling negeri. Tentu saja banyak hal baru yang dilihatnya dan tak semuanya indah. Awalnya Yona berpikir bahwa negerinya makmur sama seperti keadaan di istana tapi realitanya berbeda jauh. Yang makmur akan makmur, yang tidak ya tak ada pilihan selain terpinggirkan dan mati terabaikan. Yona semakin keras kepala untuk belajar pake senjata dan Hak awalnya menolak karena King IL berpesan agar jangan  agar jangan sampai putrinya pegang senjata. Tapi Hak ga bisa nolak, dia ajari Yona memanah. Jujur saja, yang ditunggu ketika nonton anime tipe heroine centered adalah pada siapa heroine akhirnya jatuh cinta? Di Akatsuki no Yona, semuanya masih samar. Yona suka Soo-Won tapi Hak juga lama-lama suka Yona cuma Yona ga peka. Jadi suka sama siapa, mbak Yona? Soo-Won ato Hak?

"To protect you, I'm willing to take up a weapon, even if it means sacrificing someone." Yona episode 9

Itu adalah kalimat Yona untuk Hak, waktu mereka latihan panah dan Hak suruh Yona bidik Hak. Waktu itu Yona ga sanggup bidik makhluk hidup apalagi manusia dan kalimat Hak cukup sakti untuk membuat Yona melepas anak panahnya. Dia bilang, jika Hak adalah Soo-Won. Jadi someone yang dimaksud Yona bisa jadi adalah Soo-Won. Lalu ini balasan Hak untuk kalimat Yona:

"Don't say you will protect me. Because it stirs my desire. In any case, it's my job to protect you."

CHARA DEVELOPMENT, YES!
Semakin lama semakin saya semakin suka ke Yona dengan keteguhan hatinya. Ya, bahkan Hak semakin ga mengenali Yona sebagai seorang putri manja yang ga pernah kemana-mana dan hanya bisa menyusahkan. Setiap malam dalam perjalanan pelarian diri mereka, Yona belajar memanah. Bahkan menurut Hak, Yona berlatih hingga 200 anak panah tiap malam. Yona si cengeng udah ga ada lagi. Dia yang sekarang cuma menangis ketika melihat penderitaan rakyat Kouka yang tak pernah dilihatnya. Dia tak pernah menangis untuk dirinya sendiri lagi, menurutnya ga ada hal mengerikan yang membuatnya menangis ketakutan kecuali malam itu. Ya, malam ketika Soo-Won bunuh bapaknya. Yona tumbuh begitu pesat dan puncaknya adalah ketika dia bunuh Lord Kum-Ji [setingkat gubernur] yang kejam dan main politik human trafficking di daerahnya, Awa. Yona bahkan ga menyesal telah melesatkan anak panah yang tepat mengenai jantung Kum-Ji.

PLOT MENARIK
Berdasarkan penerawangan seorang priest, Yona harus minta bantuan pada empat naga legendaris yang awalnya cuma dikira mitos. Ya, mereka bukan secara fisik naga, tapi mereka mewariskan kekuatan naga. Untuk season yang sekarang sudah ada, fokus pada mengumpulkan keempat naga. Sejauh 24 episode, selalu ada cerita menarik saat penemuan naga-naga tesebut.

Kija
Hakuryuu [White Dragon] ini yang pertama ditemui kawanan Yona, Hak dan Yun [asistennya priest]. Namanya Kija, di desanya, dia diagungkan dan menjadi kehormatan. Begitu melihat Yona dan rambut merahnya, dia langsung patuh dan mengenalinya sebagai master yang ditunggu lama. Kekuatan naga berada di lengan kanannya yang menyerupai cakar naga.

Shin Ha
Seiryuu [Blue Dragon] di desanya dianggap sebagai anak yang terkutuk dan berbanding terbalik dengan desa Kija. Hidupnya si Seiryuu terkurung dalam ruang bawah tanah dan sejak lahir ia sudah harus mengenakan topeng untuk menutup matanya yang diwarisi kekuatan naga. Ya, Seiryuu ini berkemampuan untuk melihat objek yang sangat jauh sekalipun. Saat ditemui Yona, dia kabur begitu saja pas liat si Kija. Namun Yona tetap gigih hingga akhirnya Seiryuu ikut rombongan. Ternyata dia ga punya nama dan Yona kasih nama Shin Ha [moonlight].

Jae Ha
Ryokuryuu [Green Dragon], nah si Jae Ha ini yang paling bandel sih menurut saya. Karena dia ga suka terikat, dia ingin hidup bebas. Belum pernah Jae Ha ditunjukkan flash back-nya tapi sepotong demi sepotong dalam memori Jae Ha sepertinya dulu pernah dipenjara dan semacamnya. Beda dengan dua naga sebelumnya yang tinggal di desa, Jae Ha merantau di sebuah kota pelabuhan dan pekerjaannya sebagai bajak laut [wuidih, anak buah Captain Jack Sparrow ini bocah]. Kekuatan naga pada Ryokuryuu adalah kaki kanannya yang bisa melompat tinggi seperti terbang.

Zeno
Ouryuu [Yellow Dragon], yang satu ini masih sangat bocah. Naga keempat yang seharusnya punya strong body ternyata cuma bocah girang yang selalu kelaperan. Dan proses nongolnya yang paling cepet, tiba-tiba datang, ngiler liat makanan Yun, ikut makan, dipanggil Ouryuu dan akhirnya gabung. Ya bukan hanya Yona, Hak dan Yun yang bingung, ketiga naga juga bingung tapi yakin kalo si kecil itu si Ouryuu. Namanya Zeno. Untuk hidupnya masih misterius tanpa keterangan. Sifatnya ceria banget cuma sekali dia ngomong, kalimatnya serius dan buat Yona and geng bingung. Hmm, bikin penasaran ini si Zeno the Ouryuu.

Yap yap, itulah review saya mengenai Akatsuki no Yona. Untuk poin rekomendasinya lebih jelas, seperti di bawah ini (dengan skala 1 terendah, 5 tertinggi):
Karakter: 5 poin
Plot: 5 poin
Konflik: 5 poin
Gambar: 5 poin
Musik: 4.5 poin

Yeayy, kalo yang penasaran silahkan ditonton. Saya merekomendasikan ini sebagai anime tipe heroine yang tak bikin ngantuk. Mungkin bisa streaming di kissanime.com [kalo ada] atau di channel Youtube: MoestormA dengan websitenya di Moestorm.com, itu untuk sub inggris. Oh kalau ada yang mau baca lanjutannya juga ada manga-nya. Cari saja di web-web baca manga kesukaan anda. Sampai jumpa di review lainnya...

Akatsuki no Yona full team
PS: Review ini dibuat setelah nonton 24 episode Akatsuki no Yona. Saya belum baca manga-nya jadi maafkan kalo misalnya ga sesuai ekspektasi anda. Salam.

PENGUMUMAN APRIL 2017

Halo, sudah lama tak jumpa. Di tahun 2017 ini tepatnya mulai April, saya akan coba hidupkan kembali Loker acak adul Chapteranian. Juga akan ada re-write beberapa konten. Yang sedang dilakukan re-write adalah serial 3BLOOD yang mendapat cover baru dan akan diaplikasikan untuk 28 keping sebelumnya.

Jika ada saran, kritik yang membangun, jangan sungkan untuk bagi tahu ke saya. Dengan senang hati akan saya baca. Terima kasih telah berkunjung. Semoga proses perbaikan ini menjadikan kalian semua nyaman dan makin rajin membaca. Salam semangat nun jauh di sana.


Presiden Chapteranian.

Minggu, 02 April 2017

[Fiksi Fantasi] 3BLOOD KEPING 29

Post pertama di tahun 2017. Yeay, temanya adalah menyelesaikan project mangkrak. Yap, tahun baru saya bersemangat untuk menghidupkan kembali blog apalagi dengan tampilan baru. Keping ke 29 dari cerita fiksi fantasi Chapteranian. Untuk kepingan sebelumnya bisa baca di 3BLOOD Keping 28 Happy Reading

P.S: saya buatkan cover terbaru untuk 3BLOOD. 



PIERRE
Cuaca amat cerah, pancaran sinar mentari mencoba menembus tirai hitam yang melapisi tiap jendela kaca. Tapi ada saja beberapa yang berhasil menembus melalui celah ventilasi. Saking terangnya, aku harus membuat mata beradaptasi sejenak saat pertama kubuka. Tubuhku masih berada di atas sofa terbungkus selapis kain polos. Tapi bukan sofa biasanya, lalu kuarahkan pandangan menyapu seluruh bagian ruang. Sofia, dimana dia? Langsung kurasakan dua hal aneh terjadi pada kedua tanganku. Begitu kusingkap kain itu, aku semakin tak mengerti. Perban membalut lengan kiri sedangkan gelang perak mengunci pergelangan tangan kanan. Apa yang terjadi? Rasa penasaran memacu langkah untuk cepat menemukan Sofia.

Ini bukan rumah Sofia, ini bukan rumah yang selalu kutuju untuk bersembunyi. Kutelusuri satu persatu ruangan untuk menemukan Sofia. Tapi yang kutemukan hanya ruang kosong tanpa properti. Tak ada meja, kursi ataupun lemari. Tanpa hiasan dan tanpa warna, hanya putih yang mulai menguning dengan  sarang laba-laba di sudutnya. Akhirnya kutemukan Sofia dalam ruangan yang bernuansa hitam. Kain-kain hitam meredam cahaya matahari, menari ketika angin perlahan berhembus. Ia tengah duduk sambil memandangi tiga tangkai mawar putih dalam vas yang lehernya pecah. Seperti biasa, Sofia mengenakan gaun hitam panjang tanpa ornamen. Rambut ikal keemasannya tetap bergelombang jatuh. Ia sama sekali tak berkata-kata, aku bahkan yakin dia tak menyadari keberadaanku. Tak seperti biasanya.

"Sofia," panggilku. Dia menoleh dan kulihat matanya basah. Ia menangis?

"Sejak kapan kau berada di sana?" tanya Sofia gugup. Aku segera menghampirinya, berlutut di hadapannya agar aku bisa memandangi wajah muram itu dengan jelas. Benar saja, ia tengah menangis. Saat memandangnya, sebulir air mata meluncur.

"Ada apa?" Sofia luruh dari kursi, kini ia tidur di pangkuanku. Kubelai rambutnya yang halus dan kini menyapu lantai. Ia masih belm mengatakan apapun.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Sofia. Dia bahkan tak menjawab pertanyaanku, berarti dia memang tak mau membaginya. Ya, biarlah itu jadi rahasianya sendiri.

"Berapa lama aku terbaring?" tanyaku. Sofia tetap di pangkuanku, dia mengarahkan wajahnya tepat menatapku.

"Hanya tiga hari, bahkan kau bangun lebih cepat dari yang kuperkirakan."

"Apa yang terjadi tiga hari lalu?"

"Kau tahu apa yang terjadi. Aku hanya akan menjawab satu kali saja. Pilih pertanyaan yang tepat."

Kupikirkan lagi, kemungkinan yang bisa terjadi. Gelang perak ini hanya Sofia gunakan jika ia tak sanggup menyadarkanku ketika darah vampir buas bangun dalam tubuhku. Sedangkan perbannya dan hal yang membuatku terlelap berhari-hari.

"Aku keluar dari rumahmu karena mencium darah yang begitu menggiurkan. Tapi setelah itu tidak lagi, aku tak mengingatnya. Apa kau terluka?"

"Bukan aku, tapi makhluk yang lebih nyata."

"Manusia? Bagaimana keadaannya? Katakan padaku kalau dia baik-baik saja." Ini benar-benar kesalahan besar. Bagaimana bisa aku jadi ceroboh dan melakukan hal terkutuk itu. Siapa pula manusia malang itu?

"Joshua Franklin, dia mati." Astaga! Joshua Franklin, apa yang kulakukan?

"Leil," gumamku.

"Dia menyaksikannya."

Mimpi buruk baru saja dimulai. Leil akan membenciku selamanya karena hal ini. Aku telah kehilangannya dan kecerobohanku yang menghilangkannya. Aku melakukan kesalahan besar padamu, Leil. Mampukah kata maaf menghapusnya atau aku harus menghapus dosa itu juga diriku? Mungkinkah kehidupan memang bukan takdirku? Setiap langkah menuju kehidupan yang kulalui selalu merenggut kehidupan orang-orang yang kulewati.

"Kau sudah kehabisan pertanyaan?" cecar Sofia ketika aku mulai diam. Aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan untuk Leil.

"Temui dia."

"Apa?"

"Semua yang kausembunyikan hanya akan menjadikanmu semakin tak termaafkan. Sebaiknya katakan pada gadis itu. Tapi aku tak yakin dia akan memahamimu dan memaafkan..."

"Aku tak berharap termaafkan,"

"Baguslah jika kau sadar diri. Ayo segera bersiap."

Aku terlambat untuk mengatakan bahwa aku bisa sewaktu-waktu menjadi vampir atau werewolf. Atau secara bersamaan menjadi keduanya. Tapi Leil menerimaku begitu saja tanpa tahu apa-apa. Aku masih berhutang maaf atas pengertiannya tentang keadaanku. Tapi kini, aku kembali memohonkan maaf padanya atas kebodohanku. Kebodohan yang benar-benar tolol, bahkan aku sendiri tak bisa berhenti memaki.

Sofia membantuku menutup luka di lengan kiri. Ia lilitkan beberapa lapis kasa, berharap darahku tak menembusnya. Luka karena pisau perak memang menyakitkan. Juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyembuhkannya. Sofia bercerita tentang luka ini, Leil yang melemparkan pisau itu ketika aku menyergap Pierre. Kau pasti sangat ketakutan, Leil. Maaf...

"Selesai, kau siap untuk berkencan," ledek Sofia.

"Kau begitu cekatan membalutnya."

"Hanya memastikan tidak ada vampir yang tergoda untuk mencicipimu. Meskipun saat ini kau adalah vampir, tapi darahmu tak berubah. Dia tetap saja menggiurkan," kilahnya. Memang Sofia selalu menyembunyikan kepeduliannya di balik kalimat itu. Tapi dia tetap sama, dia masih sangat perhatian bagai seorang ibu untukku.

"Pakailah warna gelap, itu akan membantu."

Aku hanya mengangguk menerima saran Sofia. Dia memakaikan kemeja abu-abu ke tubuhku, kemudian ia melemparkan sweater hitam polos padaku. Kupandangi sweater itu lekat hingga sebuah keraguan mulai menyelinap.

"Aku tak yakin," gumamku lirih. Sofia langsung menamparku keras meski tak kurasakan sakitnya. Ia juga pasti tahu bahwa tindakannya sia-sia. Tapi kini ia menusukku dengan tatap tajamnya. Satu yang benar bisa membuatku menyesal mengatakannya.

"Kau bilang padaku bahwa kau mencintainya. Kau bilang akan melindunginya. Jika memang benar, buktikanlah."

Aku segera menuju rumah Leil ketika gelap. Mobil ayahnya ada di halaman, lampu taman tak menyala lagi. Hanya lampu teras yang menyala redup. Bahkan tak ada suara apapun dari dalam rumah. Ini tak seperti biasanya. Cara paling normal untuk tahu adalah mengetuk pintu dan itulah yang sedang kulakukan. Samar, ada langkah kaki yang mendekat. Suaranya berat berdebum, pasti Tuan Grazdien.

Pria itu menyambutku dengan senapan, tepat mengarah ke jantung. Apa sekarang dia tahu aku bukan manusia? Apa Leil sudah mengatakan semuanya supaya ketika aku datang, ayahnya bisa dengan mudah melubangi jantungku dengan peluru perak?

"Selamat malam, pak."

Sepertinya ucapan basa-basiku tak bereaksi apapun pada wajah tegang Tuan Grazdien. Dia tetap saja menghunus senapannya padaku. Aku mengangkat kedua tangan ke atas kepala dan mencoba meyakinkan dengan cara lain bahwa aku tidak bermaksud buruk.

"Dengan entengnya kau berucap setelah apa yang terjadi. Kau pikir aku akan membalasmu dengan mengucap selamat malam dan oh silahkan duduk dan nikmati kopinya. Begitukah yang kau inginkan?"

"Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya ingin bertemu Leil."

"Huh, tentu saja kau hanya ingin bertemu puteriku. Lalu mengapa tak hadapi saja ayahnya yang pemburu vampir ini!"

"Tuan Grazdien, bisakah aku bicara dengannya?"

"Kau ingin bicara dengannya?" aku hanya mengangguk. Tak terduga, dia malah memukulkan popor senapannya tepat mengenai wajahku. Aku mundur beberapa langkah untuk memberi efek manusiawi. Dia maju dan mencengkeramku untuk menghantamkan ke dinding. Kupikir ia akan langsung melubangi jantungku tapi ia justru luruh. Senapannya lepas dari genggaman, ia kini duduk tak berdaya di hadapanku.

"Aku tak berguna," gumamnya lirih.

"Tuan Grazdien, maafkan aku."

"Aku minta maaf, kau tak bisa menemui Leil."

"Jika itu karena..." aku telah membunuh Joshua Franklin dan Leil menyaksikannya?

"Leil tak ada di sini. Ia melaporkan diri ke polisi atas kasus pembunuhan Joshua Franklin."
***

LEIL
Tempat apa ini? Aku bahkan merasa tak hidup di sini. Teralis besi berjajar mengelilingiku. Aku tak tahu untuk apa, tapi aku merasa terkurung. Mungkin itulah fungsinya. Mengurungku. Gelap membalut permukaan mata hingga aku merasa tempat ini kosong bagai ruang hampa. Dengan siapa aku bicara? Bahkan, siapa aku? Hingga aku berada di tempat seburuk ini. Aku masih meringkuk di atas lantai tanpa alas tidur. Dinginnya sudah biasa menyelimutiku. Dinginnya mengingatkanku akan kerinduan pada sesuatu. Tapi apa? Apa yang kurindukan? Apa yang kulupakan?

"Jadi, dia gadis yang kau maksud?"

Aku mendengar suara seseorang atau aku tak pantas menyebutnya seseorang? Aku telah mengeliminasi seseorang dari jangkauan bakat ini. Mereka bukan manusia, suara-suara yang biasa kudengar adalah suara para makhluk supranatural. Mungkin mereka vampir. Apa bagi mereka darahku masih terasa enak setelah aku terkurung di tempat ini dan kehilangan nafsu makan?

"Apa darahku masih terasa enak? Aku hanya gadis yang terabaikan sekarang. Aku berterimakasih kalian mau menjengukku ketika ayahku sendiri bahkan tak pernah datang."

"Ternyata memang benar. Kau gadis yang berbakat," kata seorang pria berwajah pucat yang akhirnya menampakkan diri di hadapanku. Matanya merah bersinar dan itu mengingatkanku pada sebuah kerinduan. Aku rindu bola mata yang sinarnya lebih indah daripada yang kulihat saat ini.

"Apa yang kurindukan? Apa yang kulupakan?"

"Tak ada keinduan yang indah, nona. Semua kerinduan itu akan terasa sangat menyakitkan jadi lebih baik jika kau terus melupakannya."

"Apa yang kurindukan?"

"Bergabunglah bersamaku. Aku akan menghapus kerinduan itu dan memberimu kehidupan baru yang jauh lebih indah," kata pria itu. Dia jongkok di depan teralisku dan menjulurkan tangan kanannya mencoba menyambutku.

"Kau akan mengeluarkanku dari tempat ini?"

"Apa yang kau lakukan! Kita seharusnya membunuh gadis ini dengan cepat. Kita adalah pemburu dan dia si buruan yang bahkan tengah sekarat." Seorang perempuan muncul dari kegelapan, dia datang dengan emosi meluap. Mereka berdua berdebat tentangku.

"Karena aku seorang pembur, aku akan menyerang saat buruanku bisa berlari. Saat ini dia begitu lemah dan tenggelam dalam kesedihannya. Aku akan membawanya dan kita bisa gunakan dia untuk menyerang satu buruan lainnya."

"Maksudmu Pierre?"

Astaga, nama itu? Apakah nama itu yang selama ini kucarai. Aku tak pernah mendengar namanya lagi hingga wanita itu mengucapnya. Pierre yang hangat dan selalu membawa dua tangkai krisan untuk makam ayah dan ibunya yang terabaikan. Bukan! Pierre yang dingin dengan kedua tangan berlumur darah Jossie. Dia membunuh Jossie malam itu dan membunuh Pierre yang hangat.

"Pierre? Yang kurindukan, dia yang kulupakan?"

"Benar nona. Dia yang harus kau lupakan. Bersamaku kau bisa melupakannya dan hidup sebagai seorang pengantin di kehidupan yang kutawarkan."

"Pengantin? Tapi Jossie sudah mati. Jossie sudah mati. Jossie sudah mati!"

Aku berteriak sejadinya, segala yang ingin kulupakan mendadak tergambar jelas di kepalaku. Semuanya kembali dan itu membuatku ngeri. Aku terus berteriak sambil memukul terali dengan cangkir besi yang kumiliki. Tak lama kemudian petugas datang. Mereka mencengkeram tangan dan kakiku lalu memindahkanku ke tempat tidur. Padahal aku tak menyukai tempat tidurnya. Mereka mengikat tangan dan kakiku pada rangka besi tempat tidur. Aku masih mengerang dan berontak. Hingga seseorang menusukkan sebuah jarum ke lenganku. Perlawanan berahkir, semua gelap. Pierre, aku merindukan bola mata turquoise indah itu.

(Bersambung...)